Subscribe

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Jumat, 02 Januari 2009

Antara bau badan, Deodoran dan kanker payudara


Siapa sih yang tahan dekat-dekat dengan si Rini? Walaupun sebenarnya otaknya encer dan prestasinya cemerlang, tapi karena urusan aib ini, ia agak sulit membangun relasi dengan rekan-rekan bisnis barunya. Padahal orang-orang disekitarnya sudah cuap-cuap
soal bau badannya dan menyarankannya untuk memakai deodoran. Tapi ia berkelit, dengar-dengar pakai deodoran bisa kena kanker payudara, oleh karena itu ia berteguh pada pendiriannya bahwa “natural is the best” dan membuat teman-temannya tak bisa berbuat apa-apa lagi dan harus rela memakai masker oksigen bila berada di dekatnya, terlebih lagi saat cuaca gerah setengah mati atau AC rusak.

Sebetulnya pendirian Rini tidak berdasar. Masalah deodoran bisa menyebabkan kanker payudara masih menjadi perdepatan seru di antara para ahli. Mari kita tengok sedikit mengenai bau badan dan deodoran.

Normalnya, ketiak mengeluarkan sekitar 400-500 mg keringat dalam 20 menit, pada suhu 35 derajat celcius. Nah kalau suhu sedang terik-teriknya, bisa nambah lagi. Nah kondisi ketiak yang selalu hangat dan lembab ini menjadi surga bagi para bakteri. Bakteri-bakteri mendapat makanan dari keringat yang kaya akan bahan-bahan organik. Didukung kelembapan dan keasaman yang pas, wah, pesta pora mereka di sana. Nah, sisa-sisa metabolisme bakteri ini lah yang memberi aroma khas dari kedua ketiak. Rambut ketiak berperan dalam menjaga ketiak agar tidak terlalu lembab dan juga menghambat pertumbuhan bakteri, oleh karena itu rambut ketiak berperan juga dalam mencegah bau badan.

Deodoran dan Antipersipitan
Sebenarnya keduanya berbeda, tetapi produk-produk yang beredar di pasaran sudah menggabungkan keduanya. Deodoran bekerja menghilangkan bau badan dengan cara membunuh bakteri. Bahan aktif deodoran biasanya bersifat anti-bakteri seperti triklosan, dan dicampur dengan pewangi yang berfungsi menyamarkan bau badan.
Persipitan bekerja menghambat produksi keringat dan biasanya berbahan senyawa-senyawa alumunium. Antiperspiran mampu mengurangi jumlah produksi keringat 20-25 persen, atau maksimal 40 persen dari produksi normal. Itu dilakukan dengan cara mempersempit pori-pori kulit tempat keluarnya keringat.

Yang menjadi masalah adalah beberapa Ilmuwan berpendapat bahwa wanita yang mencukur rambut ketiaknya kemudian langsung mengenakan deodoran plus antipersipitan akan berpeluang terkena kanker payudara. Hal ini berangkat dari pemikiran bahwa dengan mencukur ketiak menyebabkan luka (yang biasanya sangat kecil dan hampir tidak terlihat) di kulit ketiak, sehingga menciptakan jalan masuk yang lebih cepat bagi zat kimia dalam deodoran tersebut ke dalam daerah ketiak. Pria yang kebanyakan tidak mencukur rambut ketiaknya, sebagian besar deodoran tsb akan tertinggal di bulu ketiaknya sehingga tidak mengenai langsung kulit ketiak.

Bahan kimia yang dituding sebagai biang keroknya adalah Paraben, yaitu suatu zat kimia yang dipakai dalam berbagai kosmetik sebagai pengawet. Sekelompok peneliti membantah pendapat tersebut. Menurut mereka, senyawa kimia ini juga digunakan dalam produk makanan, dan beberapa jenis kosmetik lain seperti moisturizer. Fungsinya sebagai bahan pengawet terbukti sangat efektif dan aman. Lagi pula, kalau toh benar ada kaitan antara paraben dan kanker, mengapa hanya kanker payudara ?

Contoh lain, kanker payudara jarang ditemui di kalangan wanita Jepang yang tinggal di Jepang. Tetapi, wanita Jepang yang tinggal di Amerika dan memiliki pola makan seperti orang Amerika, terkena kanker payudara sama seperti rata-rata wanita Amerika. Padahal, senyawa antiperspiran digunakan secara luas baik di Jepang maupun Amerika. Jadi, kosmetik bukanlah faktor risiko yang signifikan. Makanan yang dikonsumsi lebih berperan besar dalam memicu timbulnya kanker. Ditambah lagi para peneliti dari American Cancer Society telah meneliti beberapa sampel Paraben, yang umum digunakan sebagai zat aktif dalam deodoran, tidak memiliki kaitan langsung maupun tidak dengan kanker payudara.

Anda menjadi semakin bingung? Ada pendapat bahwa bagaimana pun cara alami lebih baik? Ada beberapa cara alternatif yang mungkin bisa dikenalkan kepada orang-orang macam Rini tadi. Antara lain dengan sering-sering membasuh ketiak minimal dua kali sehari dengan air dan sabun. Lalu juga disarankan agar sering-sering mengganti pakaian dalam, terutama jika sedang berkeringat banyak atau kelembapan udara sedang tinggi. Memang tingkat keberhasilannya sangat teramat rendah, yah dari pada tidak? Atau mungkin Rini bisa disarankan untuk melakukan operasi pengangkatan kelenjar keringat di ketiak?

7 komentar:

  1. operasi pengangkatan kelenjar keringat?
    jd bagian ketiak ga ngeluarin keringet ya?
    lagian zat kimia di deodorant juga ada di makanan, ya walaupun ga pakai deodorant tp makan makanan itu ya sama aja dong

    BalasHapus
  2. maka dari itu kebenaran tentang bahan itu menimbulkan kanker masih tanda tanya, vin
    iyah ada operasi gituan, ciontoh yg pernah melakukan adalah Kris Dayanti tuh

    BalasHapus
  3. oo belum teruji ya? gw suka bingung kdg2 hasil riset model begini masih debatable..
    yah tapi gak tau jg ya, lebih baik waspada aja.

    btw emang makanan apa yang mengandung zat itu?

    BalasHapus
  4. yg pasti aknan2 dgn zat pengawet lah, bahan itu diguakn sebagai pengawet makanan ataupun kosmetik kok...

    Gak perlu khawatir berlebihan, belum teruji juga kok, hehehe

    BalasHapus
  5. Yang Azu tahu, bahan kimia "Alumunium Chlorohydrate", yang bisa bikin kanker payudara, karena bisa menumpuk di kelenjar getah bening sekitar ketiak & dada..

    BalasHapus
  6. wah azu dah kayak wiki berjalan, thx infonya ya^^

    BalasHapus
  7. tapi belum terbukti juga, jadi kabar ini simpang siur. Saya belum ketemu apakah ada penelitian ilmiah tentang ini seperti hubungan atara vaksinasi hepatitis B dgn multiple sclerosis yg dah jelas ga kebukti.
    Tapio dri tulisan tadi, kayaknya bahan karsinogenik dr makanan lbh berpengaruh.
    Lgpula kanker payudara penyebab utamanya bukan faktor kimia sih, nanti akan saya bahas lebih lanjut, lg ujian nih

    BalasHapus