Subscribe

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Sabtu, 24 Januari 2009

VERTIGO POSISIONAL BENIGNA: PUSING TUJUH KELILING



Vertigo posisional benigna adalah diagnosis dokter terhadap Leoni, 35 tahun, seorang ibu rumah tangga asal Surabaya. Jika sedang tidur ia kerap kali terbangun waktu memiringkan badan ke kiri saat tidur. Rasanya dunia jungkir balik sedemikian hebatnya sampai ia kadang muntah. Hal ini sudah berlangsung selama tiga hari sebelum akhirnya ia pergi berobat.

Anehnya ketika ia miring ke kiri dan dunia mulai jungkir balik, tetapi bila ia mempertahankan posisinya selama beberapa menit, pusingnya mereda. Tetapi jika ia terlentang dan kemudian miring ke kiri lagi, dunia kembali jumpalitan. Tekanan darahnya normal, tidak ada yang salah dengan kesehatan yang lain. Pendengarannya baik dan ia tidak pernah mengalami tinitus (kuping berdengung). Oleh karena itu setelah memeriksa dengan seksama, dokter menyatakan Leoni terkena vertigo posisional benigna.

Apa itu?
Pusing sering terlontar begitu saja dari mulut. Padahal pengertian pusingbisa berbeda-beda tiap orang. Orang yang baru kena PHK pusing, orang yang baru turun dari Roller Coaster pusing, besok mau ujian tetapi aha belum selesai dibaca kepala pusing dan orang yang anemia juga pusing. Tetapi Pusing yang dimaksud di sinia dalh sensai seolah-olah badan ataupun lingkungan menjadi sempoyongan, berputar atau jungkir balik.

Yang mendasari pusing, apapun penyebabnya adalah gangguan dar sitem keseimbangan.Walaupun vertigo dapat berkaitan dengan penyakit-penyakit serius macam stroke, penyakit Menierre, tetapi sebagian besar vertigo adalah vertigo yang dibangkitkan oleh perubahan posisi dan bersifat ringan, yaitu vertigo posisional benigna.

Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi gangguan sistem keseimbangan baik di otak kecil maupun di organ keseimbangan (yang berada di dalam telinga) adalah penyebab utamanya. Penderitanya biasanya dari kelompok usia 45 tahun ke atas dan kaum wanita.

Walaupun untuk menentukan apakah masalahnya terdapat di sentral 9(otak kecil) atau di perifer (organ keseimbangan) perlu beberapa pemeriksaan, tapi secara umum dapat dibedakan. Jika masalahnya terdapat di sentral, maka vertigo biasanya bersifat tidak terlalu hebat, namun dapat timbul setiap saat. Jika masalahnya di perifer, vertigonya hanya timbul jika kepala bergerak ke arah tertentu saja dan biasanya lebih hebat serta mereda bila kepala kembali ke posis semula.

Yang perlu diperhatikan adalah untuk menyingkirkan kemungkinan stroke, penyakit Menierre ataupun tumor otak. Pada stroke, biasanya gejala disertai kelumpuhan sebelah badan atau biaca pelo, sukar menelan dan berhubungan dengan hipertensi yang diderita.
Pada penyakit Menierre, gejala vertigo disertai dengan tinitus (telinga berdengung) dan pendengaran yang berkurang.

Selain itu, kasus yang tidak kalah seringnya adalah vertigo psikogenik, yaitu vertigo yang merupakan masalah psikologis. Jadi sebenarnya tidak ada yang salah dengan kesehatannya, tetapi karena kondisi kejiwaannya. Vertigo jenis ini biasanya muncul saat berada di keramaian, dibuat-buat sehingga berkesan heboh dan baiasanya tidak wajar atau berlebihan. Untuk menegakan ini perlu pemeriksaan cermat dan sebaiknya dikonsultasikan ke psikiater.


Penangananannya
Jika diagnosis sudah yakin vertigo posisional benigna, maka biasanya penderita mendapatkan hanya obat anti mabuk, antihistamin seperti dramamin atau obat penenang.

Lebih dari itu, harus diketahui pencetusnya, misalnya pada kasus Leoni tadi, jika ia tidur dapat memakai collar neck agar kepalanya tetap lurus dan sebisa mungkin menghindari menoleh ke kiri.

Jika Leoni ingin menoleh ke kiri, sebaiknya ia menutup matanya terlebih dahulu baru pelan-pelan ia dapat membuka matanya. Dengan latihan seperti itu, diharapkan vertigonya dapat mereda.

1 komentar: