Subscribe

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Rabu, 07 Januari 2009

Meningitis: Why must we be precautious of it?


Meningitis telah membunuh jutaan bayi di seluruh dunia. Bedasarkan data WHO dari 1,8 juta kematian anak balita di dunia per tahun, lebih dari 700.000 kematian anak terjadi di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Jadi sudah memang seharusnya kita mengenal meningitis untuk dapat mengantisipasinya.

Sebenarnya, apa sih meningitis itu? Meningitis adalah radang selaput otak. Radang yang mengenai jaringan otak sendiri disebut ensefalitis. Sedangkan gabungan dari keduanya dikenal dengan istilah menigoensefalitis. Terkadang agak sulit membedakan meningitis dan ensefalitis karena gejalanya saling tumpang tindih, khususnya pada anak.

Otak merupakan organ yang paling luar biasa yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Betapa tidak, otak mengolah semua sensasi sensoris dan motorik dan lebih dari itu juga proses berpkirir dan fungsi intelektual lainnya. Lebih mengangumkan lagi ternyata organ yang beratnya kurang lebih satu kilogram ini juga pusat pengaturan emosi, tingkah laku dan jiwa kita.

Mengingat fungsinya yang teramat vital, maka Tuhan memberi perlindungan yang tidak tanggung-tanggung kepada otak kita. Dimulai dari kulit kepala, batok tengkorak yang keras dan ketiga selaput otak. Nah, ketiga selaput ini, yang terdiri atas duramater. Arachnoidmater dan piamater, yang disebut sebagai meningen . Fungsinya adalah melindungi otak mulai dari guncangan fisik sampai dari zat-zat kimia yang terkandung dari darah, termasuk dari kuman-kuman dan virus juga. Karena itulah tidak sembarang zat kimia dan obat-obatan serta kuman-kuman dan virus dapat sembarang masuk ke dalam jaringan otak kita.

Sebenarnya meningitis berarti infeksi cairan otak yang disertai radang selaput otak. Dalam derajat yang ringan mengenai bagian terluar dari jaringan otak dan sumsum tulang belakang. Meningen melindungi susunan saraf pusat kita yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sehingga peradangan atau infeksi pada sarung pembungkus sumsum tulang belakang juga disebut meningitis. Meningitis tergolong penyakit serius dan bisa mengakibatkan kematian. Sekitar 20 – 30 % pasien meninggal akibat penyakit ini hanya dalam waktu 48 jam.

Penyebab meningitis bermacam-macam. Mulai dari bakteri yang tersering, dan yang paling fatal, virus, cacing, protozoa, jamur dan parasit lainnya termasuk Mycobacterium tuberculosae (penyebab TBC). Bakteri penyebab meningitis tersering adalah Haemophillus influenzae type B, Streptococus pneumoniae dan Neiseria meningitidis. Penyebab lain misalnya E. coli, virus mumps, virus rubella, Toxoplasma gondii bahkan flora normal pada vagina ibu dapat menyebabkan meningitis pada bayinya yang baru lahir.

Bayi, anak-anak, dewasa sampai lanjut usia dapat terkena penyakit ini.Tetapi angka kejadian pada anak-anak jauh lebih tinggi dibanding kelompok usia lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena daya tahan tubuh bayi dan anak-anak lebih rendah dibading orang dewasa.

Bakteri penyebab meningitis sebenarnya tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia. Sehingga tidak akan terjadi penularan melalui sumber air, kolam renang, bangunan atau pabrik. Infeksi primer pada selaput otak jarang, biasanya meningitis berkembang dari penyakit infeksi yang sebelumnya sudah ada seperti: Infeksi saluran nafas bagian atas, infeksi paru, infeksi telinga tengah, sinusitis, radang tenggorokan dan penyakit infeksi lainnya. Trauma pada kepala atau pernah mengalami operasi kepala juga dapat menjadi faktor resiko akan terkena penyakit ini.
Ada tiga gejala utama meningitis yaitu: DEMAM TINGGI, SAKIT KEPALA dan KAKU KUDUK.

Trias gejala tersebut terkadang tidak terlalu jelas, terlebih pada bayi karena bayi masih belum bisa mengungkapkan sakit kepala serta tanda kaku kuduk sering tidak nyata. Inilah yang sering menyebabkan meningitis menjadi tidajk terdiagnosis dan dapat berkembang menjadi parah.Gejala lainnya yaitu: muntah-muntah, sensitif terhadap cahaya, nyeri persendian, kejang dan penurunan kesadaran.

Diagnosis meningitis bisa ditegakan apabila keriga gejala trias tadi ditemukan ditambah hasil pemeriksaan cairan otak. Teruatama pada anak-anak, khususnya bayi, walaupun tanda-tandanya tidak nyata, tetapi jika diduga kuat anak tersebut terkena meningitis, maka punksi lumbal untuk memeriksa cairan otak harus dilakukan.

Kaku kuduk diperiksa dengan menempatkan telapak tangan satu di bawah kepala anak dan satu di atas dada anak lalu kepala anak yang sedang berbaring diangkat sampai dagu menyentuh dada. Jika didapatkan nyeri atau tahanan, maka artinya kaku kuduk positif. Pemeriksaan ini cukup sederhana sehingga siapapun dapat melakukannya.

Pemeriksaan lain yang mungkin dibutuhkan adalah lumbal punksi, pencitraan otak dengan CT-scan atau MRI, pemeriksaan bakteriologik cairan otak dan darah. Diantara pemeriksaan-pemeriksaan tersebut yang rutin dilakukan dan paling penting adalah lumbal punksi. Walaupun tindakan ini bersifat invansif, namun jika dilakukan oleh dokter yang berpengalaman, maka prosedur ini cukup aman. Lumbal punksi tidak disarankan bila tekanan dalam rongga tengkorang terlalu tinggi.

Penanganan kasus meningitis adalah perawatan di rumah sakit. Pengobatan yang utama adalah antibiotik sesuai dengan kuman penyebab yang diketahui dari kultur (biakan kuman untuk mencari kuman penyebab) cairan otak. Namun demikian, bukan berarti pengobatan dapat tertunda karena menunggu hasil kultur. Bisa runyam masalahnya. Antibiotik dapat diberikan, yaitu antibiotik berspektrum luas. Kemudian setelah diketahui kuman penyebab, maka antibiotik dapat diganti sesuai hasil kultur atau hasil tes resistensi (yang bertujuan untuk mengetahui mana saja antibiotik yang masih mempan dan yang sudah resisten).

Pencegahannya bagaimana? Seperti mencaga kesehatan pada umumnya, dengan menjaga gizi seimbang, kebersihan pribadi dan lingkungan dan daya tahan tubuh tentunya. Pencegahan khusus untuk anak-anak, Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan vaksin konjugat pneumokokus.

Vaksin tersebut dianjurkan untuk diberikan kepada bayi dan anak yang berusia 2 bulan hingga 9 tahun. Pemberian vaksin paling baik dilakukan pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 12 – 15 bulan. Vaksin dapat mengurangi jumlah anak yang menjadi pembawa bakteri penyakit tenggorok serta mengurangi penyebaran dari anak ke orang dewasa.
Dengan mengenal apa itu meningitis, diharapkan kita dapat mencegah diri kita, atau si kecil terutama agar trhindar dari penyakit berbahaya ini. Sebenarnya sudah ada obat-obatan yang manjur untuk mengobati meningitis, namun masalah utamanya adalah sringnya diagnosis yang terlambat menambah angka kematian penyakit ini.

1 komentar: